Home » » [RESENSI] HUJAN BULAN JUNI – Serpihan Sajak

[RESENSI] HUJAN BULAN JUNI – Serpihan Sajak

Posted by
PUSAT BELAJAR GURU (PBG) BOJONEGORO
on Rabu, 17 Juni 2015



[RESENSI] HUJAN BULAN JUNI – Serpihan Sajak
Oleh : Ari Kuncoro


Judul            : HUJAN BULAN JUNI - Sepilihan Sajak
Penulis        Sapardi Djoko Damono
Penerbit       : GPU
Tebel            : 120 halaman
Genre           : Non Fiksi
Terbit            : Juni –
ISBN             : 978-979-22-9706-5


Tak ada  yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakan rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
*(Hal: 104)

Siang ini saya datang ke Perpustakaan PBG Bojonegoro untuk memilih buku yang akan saya baca kemudian dijadikan resensi. Saya menemukan buku setebal 120 halaman, saya tertarik ketika sekilas membaca judulnya “Hujan Bulan Juni”, ya mungkin karena bertepatan hari ini adalah bulan Juni.. he he

Dengan sampul tetesan air dan daun kering yang sedang jatuh, sepertinya ada sesuatu yang menarik hati untuk membaca buku ini... dan ternyata setela membaca saya semakin jatuh cinta pada buku yang berjudul “Hujan Bulan Juni” ini...

Saya kira hampir setiap orang menyukai sajak, dan saya adalah salah satunya..
Siapa yang tak mengenal kalimat indah seperti ini...

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang dijadikan abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikan tiada
(hal:105)


Buku berisi 102 sajak indah yang tertulis dari tahun 1959 sampai 1994 oleh Sapardi Djoko Damono pujangga Indonesia.
Kata-kata yang mengalir dalam sajak-sajaknya begitu sederhana, bahasa hati yang tidak perlu kita melipat dahi atau membuka KBBI. Beberapa sajaknya banyak bicara tentang alam, mengingatkan saya akan Sastra Hijau yang sedang digalakkan di Indonesia, dan  Sapardi Djoko Damono dalam karyanya Hujan Bulan Juni masuk dalam ranah sastra hijau meski seorang filolog dan guru besar bahasa, A.Teeuw mengatakan :

Dia (Sapardi Dkojo Damono) menciptakan genre baru dalam kesustraan Indonesia yang sampai kini belum ada nama yang sesuai untuknya...

Namun secara feel subyektifitas saya sepaham bahwa sajak-sajak Sapardi Djoko Damono masuk dalam sasta hijau, termasuk yang berjudul   Hujan, Jalak, Dan Daun Jambu. Simak  penggalan sajaknya berikut ini (116):

Hujan, Jalak, Dan Daun Jambu
Hujan turun semalam
Paginya jalak berkicau dan daun jambu bersemi
...

Jadi secara keseluruhan memang layak sajak beliau masuk dalam ranah sastra hijau. Selain masuk dalam sajak yang romansa sebab sebagai penikmat sajak, saya  sering merasa tersanjung sendiri membaca sajak sapardi Djoko Damono, seperti pada saja berjudul Pertemuan (hal:32)...

Perempuan mengirim air matanya
ke tanah-tanah cahaya, ke kutub-kutub bulan
ke landasan cakrawala, kepalanya di atas bantal
lembut bagai bianglala...

Walau ada juga beberapa sajaknya dalam buku ini yang membuat saya gagal paham dalam mencari maknanya, seperti (hal:87):

Tuan
Tuan Tuhan, bukan?
Tunggu sebentar
saya sedang keluar
(1980)

Jika anda adalah penggemar sajak, layak anda membaca buku ini...
Jika anda adalah orang yang romantis terhadap pasangan, sepertinya belum tepat kalau anda belum membaca buku ini...
Anda bisa meminjam buku yang berjudul “Hujan Bulan Juni” di Perpustakaan Pusat Belajar Guru Bojonegoro...


0 komentar:

Posting Komentar

PBG Bojonegoro. Diberdayakan oleh Blogger.