Home » » SEPUTAR SEKOLAH MENYENANGKAN

SEPUTAR SEKOLAH MENYENANGKAN

Posted by
PUSAT BELAJAR GURU (PBG) BOJONEGORO
on Rabu, 08 April 2015


Surat Terbuka untuk Mendikbud ANIES BASWEDAN
SEPUTAR SEKOLAH MENYENANGKAN
                                                                         Oleh: Susanto *)




*) Susanto, M. Pd., Alumnus Magister UNS Surakarta.
Juara II Guru Prestasi Provinsi Jatim 2012
Mengajar di SMAN 3 Bojonegoro.
Guru Ahli Pusat Belajar Guru (PBG) Bojonegoro
E-mail: langittanpabatas@gmail.com.


Mendikbud Anies Baswedan saat menutup Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan  (RNPK) 2015 mengungkapkan bahwa Lembaga pendidikan harus menjadi seperti taman supaya menyenangkan. Anies menyampaikan di depan kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten, dan kota di Gedung Pancasila kompleks Pusat Pengembangan Yenaga Pendidik (Pusbangtendik) Kemendikbud di Cinangka, Depok, Jawa Barat.
Mendikbud memberikan resep. Pertama adalah pelibatan semua pihak dalam proses pembelajaran. Mulai dari guru, siswa, hingga orang tua siswa. Kedua, guru harus sering mengajak siswa keluar kelas atau sekolah. Dengan mengajak siswa ke masyarakat seperti itu, guru bisa mengajarkan ilmu yang riil. Ketiga, guru harus mengajarkan materi pelajaran yang relevan atau nyambung dengan kehidupan sehari-hari siswa. Keempat, semua pihak harus mulai menata proses pembelajaran yang baik. Para siswa tidak hanya digenjot urusan kognitifnya saja. Tetapi, juga harus dibarengi dengan pembentukan kreativitas  (Jawa Pos Online, 31/3).
Dalam konteks ini, perkenan saya untuk menulis surat untuk Bapak Anies Baswedan terkait dengan sekolah yang menyenangkan. Dengan harapan, tulisan ini bisa menjadi bahan kajian sesuai apa yang disampaikan oleh oleh Mendikbud untuk guru dan steakholder pendidikan di Indonesia pada umumnya khsusnya untuk Bojonegoro tercinta.

Perilaku Kreatif
Sharp, C. (2004) dalam bukunya, Developing young childrens creativity: what can we learn from research? menjelaskan tentang bagaimana membentuk perilaku kreatif peserta didik.  Beberapa diantaranya: tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar, mentolerir jawaban yang nyeleneh, menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, memberanikan peserta didik untuk (mencoba, menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi, memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian, memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan spontan/ekspresif),
            Esensi sekolah yang menyenangkan pada hakikatnya tetap pada spirit untuk mencerdaskan bangsa sehingga peserta didik lebih produktif, kreatif, inovatif, afektif dan bergairah dan senang selama di sekolah. Sekolah yang menyenangkan harus dapat menjawab problematika yang ada saat saat ini dan pendidikan Indonesia sehingga lebih berkarakter, berdaya saing, dan bermartabat. Memahami sekolah menyenangkan harus mengedepankan semangat memahami potensi diri peserta segala kreativitasnya. Tentunya  guru harus selalu mengunakan metode yang inovatif dalam pembelajarannya.
Lantas apa yang harus dipahami oleh siswa, guru, dan juga masyarakat  menyangkut sekolah yang menyenangkan ini? Paling tidak pertama, siswa tetap semangat belajar dengan semangat. Sebab bagimanapun tugas siswa adalah belajar demi menyiapkan masa depan yang lebih baik. Memahami pokok persoalan baik yang menyangkut sikap, pengetahuan dan juga ketrampilan dengan harapan dapat memahami persoalan secara mandiri dan penuh tanggung jawab.
Kedua, guru tetap menjalankan tugas sehari-hari dengan semangat. Jangan memakai filosofi “Apapun makanannya minumnya tetap teh botol”. Guru harus ganti filosofi “meski ganti-ganti kurikulum semangat tetap satu mencerdaskan kehidupan bangsa”. Guru tetap semangat dalam menghadapi perubahan apapun baik yang menyangkut kebijakan atau kurikulum.
Ketiga, tugas orang tua/masyarakat tetap sebagai fasilitator untuk mendukung sekolah-sekolah agar berkembang menjadi lembaga profesional dan otonom. Sehingga mutu pelayanan mereka memberi kepuasan terhadap komunitas basisnya, yaitu masyarakat. Peran serta masyarakat dalam pengembangan mutu pendidikan di Indonesia harus menjadi hal utama dalam memberikan penguatan ke arah lebih baik.

Hakikat Menyenangkan
Proses pembelajaran agar berkualitas dan menyenangkan tentunya ada beberapa hal selain yang diungkapkan oleh Anies Baswedan. Pertama, adalah dalam setiap proses pembelajaran siswa dan guru harus seperti keluarga, pada sektor ini murid harus diperlakukan sebagai individu yang utuh. Artinnya seluruh siswa harus di didik dan mereka tidak dipaksa untuk berfikir terlalu keras tanpa melalui proses pembelajaran terlebih dahulu. Misalnya jika seorang guru pengajar melakukan free test secara mendadak tanpa memberi tahu siswa terlebih dahulu maka siswa akan merasa tertekan dan memaksakan otaknya untuk mengingat materi lebih banyak dari kapasitas memori di otaknya.
Kedua, adalah proses pembelajaran laksana rumah sakit. Hal ini dimaksudkan bahwa sekolah adalah proses pembelajaran dalam membedakan manajemen dan pengambilan keputusan-keputusan secara profesional dengan melalui percobaan-percobaan yang telah terbukti kebenarannya. Karena dalam proses pembelajaran ini harus lebih dahulu melaksanakan diagnosa perspektif, proses pembelajaran ini adalah proses pendekatan yang bersifat klinik.
Ketiga, adalah proses pembelajaran laksana pertempuran atau zona perang. Sebuh gambaran tentang proses pembelajaran yang harus selalu aktif dan agresif namun masih dalam situasi yang damai. Seorang siswa harus bersaing secara ketat dan selektif, namun masih dalam status damai guna memperoleh nilai yang terbaik dibandingkan teman-teman sebayanya. Seorang siswa harus belajar lebih giat lagi guna mampu bersaing dengan teman-teman yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi diatasnya.
Keempat, adalah proses pembelajaran laksana managemen perusahaan. Proses pembelajaran ini menekankan pada sektor praktek lapangan. Pembelajaran laksana managemen perusahaan dikembangkan karena sifatnya yang mencetak generasi bangsa yang bertehnik jaringan pemasaran (assembly) dan kualitasnya terkontrol atau (quality control).
Kelima, adalah proses pembelajaran sebagai organisasi kerja ilmiah pengetahuan. Di sekolah siswa harus bekerja secara teliti, sama halnya pada sektor pembelajaran rumah sehat, seorang siswa harus melakukan percobaan-percobaan yang telah terbukti kebenarannya. Ini dikuatkan dengan berbagai pekerjaan tugas dari sekolah berupa pekerjaan rumah atau (PR), pekerjaan kelas dan pekerjaan lainnya. Peserta didik ke depan akan menjadi pekerja ilmu pengetahuan yang mampu memecahkan masalah dengan melalui proses percobaan.
Nah,  tentunya konsep belajar yang menyenangkan seperti yang digagas oleh Mendikbud Anes Baswedan tidak akan berjalan maksimal manakala tidak ada dukungan dari pemerintah khususnya Kemendikbud dan juga pemerintah daerah. Mengapa demikian? Karena jujur harus diakui problema pendidikan kita sebenarnya bukan semata faktor guru akan tetapi juga masalah infrastruktur dan sarana sekolah.
Terkait konsep Mendikbud tersebut saya yakin guru-guru di seluruh Indonesia siap untuk lebih baik. Sebab bagaimanapun juga   guru pengajarlah yang paling memahami mengapa prestasi belajar siswa menurun. Mengapa sebagian murid bolos atau bahkan putus sekolah? Metode belajar apakah yang efektif? Apakah kurikulumnya dapat dilaksanakan dan masih banyak lagi permasalahan yang ada. Dengan demikan, kepala sekolah dan guru pengajar harus mengembangkan kemampuan dalam melakukan kajian serta analisis agar semakin peka dan memahami dengan cepat cara-cara pemecahan masalah pendidikan di sekolahnya masing-masing khususnya pembelajaran yang menyenangkan. Bukankah begitu Pak Anies Baswedan?


1 komentar:

PBG Bojonegoro. Diberdayakan oleh Blogger.